Lutung Jawa Terancam Punah di Malang Raya

 

Lutung jawa (Trachypithecus auratus), satwa endemik Indonesia yang dilindungi undang-undang, kini terancam punah. Berdasarkan data Red List IUCN 2008, lutung jawa berada dalam kategori rentan. Satwa ini termasuk dalam Apendiks II CITES, yang berarti perdagangannya diawasi ketat untuk mencegah kepunahan. Namun, upaya konservasi masih minim di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu, di mana populasi lutung jawa diperkirakan hanya sekitar 500 ekor. Tanpa komitmen konkret, satwa ini akan segera lenyap dari Malang Raya.

Lutung jawa hidup di hutan-hutan yang masih terjaga biodiversitasnya, bergantung pada berbagai jenis tumbuhan seperti Tabernaemontana sphaerocarpa (jembirit), Ficus benjamina (beringin), Bischofia javanica, dan Litsea sp. (Utami, 2010). Mereka memakan daun, buah, bunga, dan pucuk muda, dengan preferensi sebesar 51,9% untuk pucuk muda dan 48,1% untuk buah (Eliana et al., 2017). Namun, hutan yang menjadi habitat mereka kian tergerus oleh alih fungsi lahan yang masif.

Kondisi hutan ideal untuk lutung jawa membutuhkan suhu 20–25°C, kelembaban di atas 50%, dan penutupan tajuk sekitar 86,24% (Syafii, 2013). Akan tetapi, data terbaru menunjukkan bahwa hutan produksi di Kabupaten Malang berkurang drastis, dari 45.383,6 hektare pada 2014-2017 menjadi 44.866,4 hektare pada 2018-2019. Hutan lindung mengalami pengurangan dari 41.254,1 hektare menjadi 41.203,4 hektare pada periode yang sama. Alih fungsi lahan ini mengancam keseimbangan ekosistem, menghancurkan habitat, dan membuat kehidupan lutung jawa semakin sulit.

Kebijakan tata ruang yang diterapkan di Kabupaten Malang dan Kota Batu sangat berfokus pada ekonomi, memfasilitasi pertumbuhan tambang, perkebunan, dan kawasan industri wisata. Malang Selatan bahkan diwacanakan akan membuka perkebunan sawit, sementara hutan produksi banyak yang dialihfungsikan menjadi lahan tebu. Kebijakan ini mengabaikan prinsip konservasi dan lebih mengutamakan eksploitasi ruang secara sepihak dan tidak berkelanjutan.

Berdasarkan data 2014 hingga 2019, cagar alam Pulau Sempu tercatat seluas 877 hektare, sementara Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang mencakup wilayah Kabupaten Malang seluas 18.692,96 hektare. Taman hutan raya di Kabupaten Malang memiliki luas 4.287 hektare, namun keberadaan hutan lindung ini belum cukup untuk menjamin keberlangsungan hidup lutung jawa. Tanpa perlindungan menyeluruh, alih fungsi lahan yang merusak ekosistem tetap terus terjadi.

PILKADA Kabupaten Malang dan Kota Batu menjadi momentum krusial untuk mengajukan pertanyaan mendesak kepada mereka yang bernafsu menjadi pemimpin: Kira-kira apa yang akan mereka lakukan untuk menghentikan alih fungsi hutan? Bagaimana mereka merencanakan pembangunan yang tidak menghancurkan biodiversitas dan ekosistem? Pemimpin yang hanya berfokus pada ekonomi rakus ruang tidak akan mampu menjamin keberlanjutan lingkungan.

Jika cara pandang seorang pemimpin daerah masih ekonomi sentris, tidak peduli akan keberlanjutan, maka populasi lutung jawa akan terus menurun, dan keanekaragaman hayati di Malang Raya akan hancur. Kampanye ini menyerukan kepada seluruh masyarakat  untuk mengambil sikap dan tindakan nyata. Jangan biarkan hutan kita hilang, jangan biarkan satwa endemik kita punah.

Saatnya mempertanyakan, kira-kira masih ada tidak pemimpin daerah yang berpihak pada lingkungan, yang memahami pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan konservasi alam. Sebab tanpa will atau kehendak yang nanti menjadi sebuah komitmen nyata, Malang Raya akan kehilangan salah satu harta terbesarnya – lutung jawa, dan ekosistem hutan yang menopangnya.

Referensi
Eliana, D., Nasution, E. K., & Indarmawan. (2017). Tingkah laku makan lutung jawa (Trachypithecus auratus) di Kawasan Pancuran 7 Baturaden Gunung Slamet Jawa Tengah. Scr Biologica, 4(2), 125-129.
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). (2008). Red List of Threatened Species. Diakses dari https://www.iucnredlist.org
Syafii, A. (2013). Karakteristik habitat lutung budeng (Trachypithecus auratus) di Hutan Lindung Petungkriyono Pekalongan, Jawa Tengah. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Utami, M. I. R. (2010). Studi tipologi wilayah jelajah kelompok lutung (Trachypithecus auratus, Geoffrey 1812) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). (n.d.). Appendices I, II, and III. Diakses dari https://cites.org/eng/app/appendices.php