Surat Untuk BMKG dan Presiden Jokowi dari Warga Pesisir Selatan Banyuwangi

Bismillahhirrahmanirrahim,

Keluh kesah warga di wilayah tambang, berbagai persoalan tidak pernah ada penyelesaian. Bertahun-tahun jalan rusak juga tidak ada perbaikan. Kalau hujan jadi kubangan. Kalau kemarau debu beterbangan. Belum lagi dua tahun terakhir sumur-sumur sudah mengalami kekeringan, dan beberapa hari ini kami melihat dan mendengarkan berita pernyataan dari BMKG bahwa akan terjadi gempa dan tsunami di wilayah pantai selatan Jawa Timur.

Mulut bisa bicara tenang, hati dan pikiran gak karuan karena Tumpang Pitu yang selama ini jadi benteng penghalang dari terjangan ombak, angin, dan badai, kini telah dihancurkan oleh tangan-tangan besi PT BSI. Masih mampukah Gunung Tumpang Pitu menghalangi dasyatnya tsunami? Ini ujuian, cobaan atau dampak dari keserakahan manusia yang tidak peduli dengan lingkungan. Lagi-lagi masyarakat yang jadi korban.”.

Heri Budiawan-Budi Pego (warga Sumberagung, yang dikriminalisasi karena berjuang menyelamatkan lingkungan dari ancaman pertambangan milik grup MCG).

Kepada Yth Kepala BMKG,

Sehubungan dengan seringnya pemberitaan dari pihak BMKG belakangan ini mengenai akan terjadinya peristiwa tsunami setinggi 27 meter di pesisir pulau Jawa bagian selatan, dan ditambah lagi pemberitaan beberapa media wilayah yang berpotensi gelombang tsunami setinggi 27 meter adalah di Banyuwangi selatan, seperti Muncar, Grajagan, Pancer, dan sekitarnya.

Sungguh itu semua membuat hati kami resah/gelisah. Kemana kita akan lari dan kemana kita akan berlindung. Sedangkan kampung kami di kelilingi oleh pertambangan dari PT BSI-Merdeka Copper Gold. Masyarakat Sumberagung khususnya di pesisir Pancer dan Pulau Merah bukan gila. Menolak pertambangan di kawasan Gunung Tumpang Pitu dan sekitarnya bukannya apa? Di situlah dua aset yang sangat berharga di daratan dan di lautan.

Di lautan tempat untuk mencari rejeki. Di daratan Gunung Tumpang Pitu adalah tameng bencana/tempat berlindungnya apabila ada tsunami datang. Kami sebagai warga pesisir tidak ingin terulang kembali kejadian gelombang tsunami seperti tahun 1994 yang menelan korban dua ratusan jiwa manusia.

Dan warga mendengar berita tentang tsunami tidak enak tidur. Tiap sore selalu gelisah dan kalau sore hari tetangga dan teman-teman membicarakan kemana kita akan ngungsi kalau terjadi. Kemana kita akan berlindung. Selalu, hari-hari itu saja dibicarakan.

Berdasarkan itu semua kami sebagai warga ingin bertanya kepada pihak BMKG:

  1. Apakah pernyataan-pernyataan pihak BMKG mengenai kemungkinan akan terjadi tsunami setinggi 27 meter di pesisir selatan pulau Jawa?
  2. Berdasarkan analisa apa pihak BMKG membuat pernyataan seperti itu?

Kami mohon sekiranya pihak BMKG dapat menjawab pertanyaan masyarakat Pancer secara tertulis.

Demikian dari warga Pancer. Kami ucapkan terima kasih.

Ahmad (warga Pancer, Sumberagung)