Pada 27 Maret 2020, warga Tolak Tambang Emas Gunung Tumpang Pitu dan Salakan, melakukan aksi blokir jalan di pertigaan Lohwi, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi. Aksi pemblokiran ini khususnya ditujukan terhadap aktivitas kendaraan dan kegiatan produksi pertambangan yang dilakukan oleh PT Bumi Sukseksindo (BSI).
Aksi ini bermula saat pemerintah mendesak agar warga menutup “tenda perjuangan tolak tambang” yang ada di Dusun Pancer, Sumberagung sebagai respons atas adanya penyebaran virus corona (Covid-19).
Warga menolak untuk menutup tenda perjuangan mereka. Dan warga mengatakan “jika tenda perjuangan ditutup, maka tambang juga juga ditutup. Karena jika perusahaan tambang masih beraktivitas produksi, akan ada lalu lalang pekerja, yang datang dari berbagai daerah. Dengan demikian bisa saja hal tersebut juga mempercepat penyebaran virus corona”.
Berhubung kegiatan pertambangan milik PT BSI terus berjalan, warga melakukan aksi blokir jalan sejak tanggal 26 Maret 2020. Dalam perkembangannya aksi tersebut malah direspon oleh pemerintah dengan mendatangkan aparat keamanan dalam jumlah banyak.
Selanjutnya karena aksi tersebut dianggap mengganggu investasi dan kegiatan pertambangan, aparat keamanan membubarkan paksa aksi warga tolak tambang pada Jumat sore, 27 Maret 2020. Bentrokan pun tak terhindarkan. Situasi ini semakin memanas, saat sejumlah orang yang dianggap pro tambang ikut memprovokasi warga tolak tambang. Akibatnya kericuhan terus terjadi hingga Jumat malam.
Berikut catatan peristiwanya:
Jumat, 27/3/2020, sekitar pukul 15:00 WIB, warga tolak tambang yang memblokir jalan di Pertigaan Lowi, Dusun Silirbaru, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi dibubarkan oleh aparat kepolisian. Usai seluruh truk logistik tambang yang dihadang warga meninggalkan lokasi, aparat kepolisian membubarkan diri. Sebagian warga tolak tambang masih bertahan di lokasi.
Sekitar pukul 17:00 WIB, terjadi adu mulut antara dua warga pro-tambang dan salah seorang warga tolak tambang. Beberapa warga pro-tambang datang dan memprovokasi beberapa warga tolak tambang. Selain menantang berkelahi, beberapa warga pro tambang juga melakukan pemukulan terhadap warga tolak tambang. Hal tersebut memicu amarah warga tolak tambang. Menjelang maghrib, jumlah warga tolak tambang semakin banyak berkumpul.
Sekitar pukul 18:40 WIB hingga sekitar pukul 19:00 WIB terjadi beberapa kericuhan antara warga tolak tambang dengan kelompok yang dianggap pro tambang.
- Sabtu, 28/3/2020, warga Sumberagung mengatakan telah terjadi pergerakan aparat keamanan ke Desa Sumberagung secara massif. Mereka mencatat, sedikitnya ada 8 truk aparat keamanan masuk ke desa mereka, dan tersebar di beberapa titik.