LATAR BELAKANG
Saat ini model pembangunan era orde baru masih terus berkembang. Hal ini ditandai dengan praktik negara yang menyerahkan pengelolaan hak – hak publik seperti air dan tanah kepada pemilik modal. Salah urus dan salah kelola alam rupanya belum menjadi pembelajaran penting bagi pengambil keputusan saat ini untuk mengubah paradigma pembangunan. Demikian pula publik pada umumnya belum kritis pada tataran relasi bernegara.
Di bawah sistem kapitalisme global, saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada pelbagai masalah. Sistem Demokrasi yang seyogyanya membawa masa depan rakyat ke arah yang lebih baik dalam hal kesejahteraan, sosial, ekonomi dan budaya masih sangat jauh dari lingkar inti demokrasi. Atau dengan kata lain disebut “jauh panggang dari api”. Adalah kelompok pemodal yang segelintir orang itu yang banyak mendapat manfaat dari hasil mengkeruk habis kekayaan alam Indonesia. Sementara rakyat terus terpinggirkan dan termarjinalkan atas praktek tersebut. Perselingkuhan kelompok modal dengan birokrat yang semakin kuat telah menimbulkan dampak buruk terhadap keselamatan lingkungan hidup dan demokrasi ekonomi Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945.
Secara internal, gerakan lingkungan hidup sedang berkomitment untuk menata organisasi dan pola gerakan yang diusungnya. Pembenahan itu muncul atas evaluasi dan kesadaran bahwa ke depan usaha untuk merebut sumber-sumber kehidupan dan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup akan semakin berat. Mengapa?, pertama; karena hegemoni paham liberalisme terus-menerus memperkuat pengaruhnya dalam selimut kepentingan global. Kedua; paham itu telah pula didukung oleh kekuatan politik dominan di dalam negeri.
Dua hal itu seharusnya menjadi landasan bagi gerakan masyarakat sipil dan khususnya gerakan lingkungan hidup untuk menyadari dan meneguhkan sikap bahwa perubahan tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri dan mampu berhasil tanpa dukungan luas dari rakyat. Untuk itulah gerakan lingkungan hidup perlu membuka diri seluas-luasnya agar terbangun soliditas dalam menjalankan agenda Pulihkan Indonesia serta merebut kembali sumbersumber kehidupan dari kuasa modal.
Organisasi gerakan lingkungan yang telah menetapkan dirinya menjadi gerakan sosial perlu melakukan telaah secara mendalam dan berkelanjutan atas situasi objektif di tingkat nasional. Hal ini dimaksudkan agar kelompok gerakan bisa mengambil sikap yang jelas dan tak salah arah. Bahkan bisa dengan tegas menentang segala bentuk kebijakan yang akan merampas daulat rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan keselamatan lingkungan hidup. Bahkan lebih jauh, sikap tersebut ditujukan untuk mengutamakan kedaulatan bangsa dari ancaman korporasi transnasional dan hegemoni modal.
Untuk menjawab tantangan itu, gerakan lingkungan dipandang perlu untuk menumbuhkembangkan kembali keberadaan kader dan relawan sebagai sebuah bentuk formulasi fundamental. Langkah-langkah dasar yang perlu dilakukan tentunya dengan memulai kembali pendidikan ekologi kritis untuk membentuk relawan yang punya kapasitas membaca krisis wilayahnya.
MAKSUD
Sekolah Ekologi ini dimaksudkan untuk terfasilitasinya pendidikan relawan yang akan menjadi bagian kerja-kerja advokasi WALHI untuk membangun kemandirian rakyat dalam pengelolaan sumber-sumber kehidupan dan penyelamatan lingkungan hidup di wilayah perkotaan khususnya Surabaya dan Malang.
TUJUAN
Sekolah Ekologi ini bertujuan untuk:
- Mempersiapkan relawanyang memiliki kapasitas dalam membaca terjadinya kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Prosesnya dilakukan dengan cara identifikasi dan analisis permasalahan sosial ekologi oleh calon relawan
- Memberikan motivasi dengan pendekatan logika dalam sebuah diskusi apa yang dapat diperbuat dan terjadi jika rakyat bersatu dalam menjawab realita kemiskinan dan kerusakan lingkungan.
- Memberikan semangat dan kepercayaan bahwa sesungguhnya rakyat memiliki peran dan kemampuan yang besar dalam menjawab situasi krisis dan dalam pengambilan keputusan
- Memotivasi untuk membudayakan pertemuan secara berkala sebagai media melakukan evaluasi, refleksi dan menyusun rencana aksi
- Memotivasi untuk membangun sebuah kelembagaan sebagai sarana konsilidasi, menyusun dan menuangkan gagasan serta memperluas jejaring
PESERTA
Rangkaian kegiatan ini akan akan diikuti 20 Peserta di tiap kota dengan melakukan seleksi terlebih dahulu berdasarkan tulisan yang mereka kirimkan. Tulisan tersebut berupa motivation letter atau surat motivasi mengapa mengikuti acara ini. Selain itu peserta hanya untuk yang berdomisili di Malang dan Surabaya, serta berusia di antara 17-27 tahun.
MATERI
Tema: Sejarah dan Dinamika Kota
Peserta memiliki pemahaman tentang sejarah bagaimana sebuah kota mengalami perubahan dari mula terbentuknya hingga kota-kota modern berkembang hingga membentuk dinamika ruang kota sebagaimana kita kenal sekarang ini.
Tema: Regulasi dan Penataan Ruang Kota
Peserta memahami bagaimana regulasi yang dibuat oleh pemerintah memberi dampak kepada ekologi dan penataan ruang
Tema: Pengorganisasian Komunitas
Peserta memahami bagaimana langkah taktis dan strategis dalam mengimplementasikan pengorganisasian komunitas di kawasan perkotaan yang nantinya akan digunakan sebagai usaha mendorong gerakan sosial
Tema: Kampanye Kreatif di Ruang Kota
Peserta mendapatkan pemahaman bagaimana metode-metode kampanye yang efektif pada ruang kota guna menyuarakan isu-isu ekologis yang terjadi pada wilayah perkotaan
Kontrak Belajar:
Setiap peserta kegiatan Sekolah Ekologi ini akan diikat dalam satu kontrak belajar dimana peserta akan memiliki tanggung jawab untuk membentuk sebuah kelompok kerja di tiap kota dan membuat program advokasi dan kampanye kasus-kasus ekologi perkotaan selama 6 bulan.
WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : 9 November – 1 Desember 2019
Pukul : 09.00-Selesai
Tempat : Surabaya dan Malang
Kontak : Putri (0857-8593-4496)
No. | Waktu | Materi | Pemateri |
1. | Sabtu, 9 November 2019
Minggu, 10 November 2019 |
Sejarah dan Dinamika Kota | Anton Novenanto |
2. | Sabtu, 16 November 2019
Minggu, 17 November 2019 |
Politik Ekologi dan Penataan Ruang | Purnawan D. Negara |
1. | Sabtu, 23 November 2019
Minggu, 24 November 2019 |
Pengorganisasian Komunitas | Ahmad Farid |
4. | Sabtu, 30 November 2019
Minggu, 1 Desember 2019 |
Kampanye Kreatif | I Wayan “Gendo” Suardana |
LINK PENDAFTARAN