MALANG – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur meminta pemerintah mengkaji ulang rencana eksplorasi panas bumi di belasan gunung di Jawa Timur, seperti Gunung Lemongan, Wilis, serta Lawu. Pasalnya, eksplorasi energi panas bumi yang membutuhkan air sangat banyak akan mengancam kelestarian sumber mata air dan merusak lingkungan.
Direktur Eksekutif Walhi Jatim, Rere Christanto mengatakan, praktik eksplorasi panas bumi yang metode pengeborannya membutuhkan air banyak dalam menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin sangat meresahkan warga sekitar.
“Lokasi eksplorasi panas bumi di beberapa gunung yang juga pusat sumber mata air yang dimanfaatkan masyarakat,” kata Rere Christanto, Selasa (8/11/2016).
Menurut Rere, meski dalih pemerintah yang menyebut eksplorasi panas bumi lebih baik dari penggunaan batu bara, namun dampak yang ditimbulkan dari eksplorasi ini juga perlu dipertimbangkan matang-matang termasuk gesekan sosial dengan masyarakat di sekitar.
Penolakan rencana eksplorasi panas bumi ini juga dilakukan masyarakat yang berada di lereng Gunung Lawu yang lokasinya berada di dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Warga menolak karena mereka khawatir dampak yang ditimbulkan proyek ini mematikan sumber mata air yang menjadi sumber penghidupan masyarakat. Selain di wilayah Jawa Timur, penolakan adanya eksplorasi panas bumi juga dilakukan masyarakat lereng Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Mereka juga khawatir, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PTLP) ini akan merusak lingkungan di sekitar Gunung Ciremai.