[youtube height=”600″ width=”800″]https://www.youtube.com/watch?v=Mz9KjYW22RM[/youtube]
Dua hari pasca Hari Tani Nasional tahun 2015, tepatnya pada tanggal 26 September 2015, seorang petani sekaligus pejuang lingkungan asal pesisir Selatan Lumajang, Jawa Timur, dibunuh secara terencana oleh sekelompok orang yang terlibat langsung dalam mata rantai industri pertambangan pasir besi. Peristiwa kekerasan agraria tersebut selain mengakibatkan terbunuhnya Salim Kancil, juga menyebabkan jatuhnya korban lain, yang tak lain adalah rekan Salim Kancil, yakni Tosan.
Untuk mengenang kepergiannya dan memperkuat solidaritas perjuangan terhadap keselamatan ruang hidup, diadakan kegiatan doa bersama yang diselenggarakan oleh panitia bersama dengan melibatkan banyak elemen masyarakat sipil. Acara ini tepat dimulai pada pukul 21.15 WIB, dan dibuka dengan sambutan dari beberapa pihak, diantaranya Tosan, Gus A’Ak, dan Bupati Lumajang.
Setelah doa bersama, kegiatan acara dilanjutkan dengan ragam pentas budaya, yang meliputi pembacaan puisi, pentas teater, orasi budaya, dan pentas musik. Selain melibatkan seniman asal Lumajang, pentas budaya ini juga melibatkan seniman dari Sumenep, Madura dan beberapa daerah lainnya.
Namun selama 1 tahun perjalanan kasus ini masih menyisakan beberapa hal penting. Bagi Tosan misalnya, kasus ini belum memperlihatkan keadilan yang nyata, karena dalam prosesnya masih banyak pelaku lain yang berkeliaran dan tidak ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu kekecewaanya terhadap proses hukum juga semakin bertambah karena seluruh pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka divonis dengan hukuman yang berbeda-beda. Padahal baginya, semua memiliki tujuan yang sama, yakni melakukan pembunuhan berencana
Sementara menurut Tijah, istri Almarhum Salim Kancil, vonis yang dijatuhkan oleh hakim PN Surabaya terhadap pembunuh suaminya tidak seperti yang ia harapkan. Tijah merasa bahwa hingga hari ini, ia tidak percaya jika suaminya telah tiada. Terkait dengan penyelenggaraan kegiatan doa bersama 1 tahun kepergian Salim Kancil ini sendiri, Tijah mengucapkan terima kasih yang mendalam untuk panitia, dan seluruh masyarakat Indonesia yang telah ikut mendukung perjuangan Salim Kancil.