Pasca Putusan MA, Warga Umbul Gemulo Tetap Akan Perjuangkan Mata Air

imageBatu – Konflik sumber mata air Umbul Gemulo di Kota Batu, Malang, saat ini masuk tahap baru pasca keluarnya putusan Mahkamah Agung yang menolak gugatan kedua pihak yakni hotel the Rayja dan warga Umbul Gemulo, namun juga menerima eksepsi yang diajukan oleh warga Umbul Gemulo. Dengan munculnya putusan ini maka konflik Umbul Gemulo kembali memasuki status quo, dimana surat keputusan Sekda Kota Batu dan Rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup, Ombudsman RI dan Komnas HAM masih berlaku, yaitu perintah penghentian pembangunan hotel the Rayja.

Konflik ini sendiri dimulai dari rencana pendirian hotel the Rayja di wilayah sumber mata air Umbul Gemulo yang mengancam kelestarian sumber tersebut. Umbul Gemulo sendiri telah lama merupakan sumber air untuk kebutuhan warga di setidaknya tiga desa yakni Desa Bulukerto dan Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji serta Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Aksi penolakan warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Mata Air (FMPMA) terhadap rencana pendirian hotel kemudian dibalas pihak hotel dengan melaporkan warga secara pidana dan menggugat secara perdata. Gugatan perdata ini yang kemudian berlanjut hingga tingkat kasasi di Mahkamah Agung.

Keputusan Mahkamah Agung ini tentu menimbulkan reaksi kekecewaan dari pihak warga karena dalam posisi yang yang tidak jelas. Namun, warga akan tetap berjuang untuk mengembalikan keadaan sumber mata air seperti semula. “Kalau masyarakat intinya tetap semangat untuk berjuang, kami tidak akan mundur demi kelestarian sumber mata air Umbul Gemulo”, Ujar Rudi salah satu anggota Forum Masyarakat Peduli Mata Air (FMPMA). Senin, (5/9/2016)

Warga juga terus memantau perkembangan aktivitas di dalam wilayah yang telah dipagar oleh pihak Hotel the Rayja. Rudi mengingatkan bahwa surat Sekda Kota Batu tentang penghentian aktivitas pembangunan the Rayja masih berlaku, dan jika the Rayja memaksakan pembangunan hotel terus berjalan, maka masyarakat akan kembali turun untuk menuntut penghentian pembangunan tersebut. “Saat ini mereka bangun membangun pagar disekeliling lahan, warga Umbul Gemulo akan menunggu reaksi dari pihak Hotel Rayja dan akan tetap melakukan penguatan untuk langkah selanjutnya.” Terang Rudi lebih lanjut. (Nuke)