BANGKALAN – Tidak sedikit warga yang tinggal di pesisir pantai utara (pantura) menjadikan laut sebagai wilayah mata pencaharian. Seperti warga Dusun Lebak Barat, Desa/Kecamatan Sepulu, Bangkalan, yang banyak bekerja sebagai nelayan.
Hampir seluruh kepala keluarga di Dusun Lebak Barat menjadi nelayan. Pekerjaan mencari ikan di laut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Banyaknya perahu yang bersandar di pantai tersebut membuktikan bahwa laut jadi tumpuan hidup mereka.
Namun, perlahan-lahan hasil melaut berkurang seiring adanya eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) di laut. Aktivitas migas itu menyebabkan tangkapan ikan semakin minim.
Apalagi, saat ini nelayan tidak bebas melaut. Nelayan dilarang mencari ikan mendekati kawasan migas di perairan Sepulu. ”Sudah tangkapan minim, kami juga tidak bisa melaut dengan bebas karena ada pengeboran migas,” kata Mukaffi, salah seorang nelayan desa setempat Sabtu (27/8).
Dia menjelaskan, tidak diperbolehkannya para nelayan mendekat ke lokasi pengeboran migas tidak pernah disosialisasikan sebelumnya. ”Kami melaut kadang tidak dapat ikan. Rugi biaya solar,” ucapnya.
Wilayah yang terkena dampak eksploitasi migas selama ini juga tidak pernah mendapat dana corporate social responsibility (CSR). Padahal, laut menjadi tumpuan hidup nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
”Mata pencaharian kami seperti dijarah. Kami minta kepada pemerintah agar memerhatikan hal ini,” ucap Mukaffi.