
Malang – Warga Kabupaten Malang yang tergabung dalam Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia memprotes Kesatuan Pemangku Hutan yang membiarkan pengelola Taman Wisata dan Pemandian Wendit memotong pohon jati dan sonokeling di area wisata tersebut.
Koordinator Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia (Pakarti) Teguh Prie Jatmono, Kamis, menegaskan keinginan pengelola Taman Wisata dan Pemandian Wendit untuk memotong dua pohon dengan dalih membahayakan pengunjung tak dibenarkan.
“Pohon Jati dan Sonokeling yang ada di kawasan tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam ekosistem hutan kecil habitat terakhir kera ekor panjang yang hidup di tengah pemukiman padat,” tegasnya disela-sela aksi protes di Kantor Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Malang.


Menurut dia, keberadaan tegakan Jati dan Sonokeling telah menyatu sedemikian rupa dengan lingkungan bentang alam Taman Wisata Wendit, sehingga harus dipertahankan.
Ia mengatakan usaha pemotongan pohon di kawasan Wendit akan merusak lingkungan, seperti terjadinya erosi, akan mengotori sumber air Wendit, terjadinya kerusakan ekosistem berupa hilangnya habitat kera ekor panjang. Jika hal itu terjadi, dampak kerusakan akan semakin parah, khususnya bagi keberlangsungan hidup warga sekitar.
Senada dengan Pakarti, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim juga berkomitmen untuk mendukung warga demi kelestar ian lingkungan. “Walhi disini bertindak sebagai wali alam dan mendukung langkah warga menjaga lingkungan sekitar, sebab pohon, air, dan lingkungan juga bisa menggugat jika memang ada pelanggaran,” kata Ketua Walhi Jatim Purnawan D Negara.
Sementara Administrator KPH (KPH) Malang Arif Herlambang menegaskan pihaknya akan menghentikan penebangan pohon di kawasan Wendit. “Mulai saat ini tidak akan ada aktifitas penebangan pohon,” tegasnya.
Menurut Arif, penebangan pohon tersebut merupakan permintaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Malang. Sedangkan KPH Malang hanya melakukan proses penebangan pohon yang dinilai membahayakan wisatawan.
“Banyak kejadian wisatawan meninggal akibat tertimpa pohon, sehingga kami berupaya untuk meminimalkan kejadian tersebut. Kami tidak akan menebang pohon, tapi akan tetap mengamankan ranting-ranting yang sudah tua agar tidak sampai ada korban lagi,” tandasnya.
KPH berjanji, selain akan menghentikan penebangan pohon, KPH Malang juga berkomitmen akan membuat prasasti bersama di lokasi hutan Jati dan Sonokeling di kawasan Wendit, bahkan menyiapkan seribu bibit pohon sebagai langkah reboisasi di kawasan wisata itu.(*)
(c) Antara Jatim