Kali Brantas dalam Kondisi “Sakit”

Kali Brantas (foto : rajaagam.wordpress.com)

Kali Brantas (foto : rajaagam.wordpress.com)SURABAYA – Kondisi sungai Kali Brantas secara umum dalam keadaan “sakit” atau tercemar. Demikian kesimpulan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) berdasarkan pengukuran kualitas air Kali Brantas dengan metode biotilik yang dilakukan serentak di sepanjang daerah aliran sungai di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/6).

“Pengukuran kualitas air Kali Brantas melibatkan 1.000 orang yang terdiri dari industri, PNS, sekolah, mahasiswa, LSM, pemerintah desa, dan ibu rumah tangga,” kata Direktur Eksekutif Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) Prigi Arisandi, Rabu (19/6).

Menurut Prigi, ada beberapa pos pantau meliputi anak Sungai Brantas yang dijadikan pengambilan sampel untuk mengukur kualitas air. Hasil pengukuran menunjukkan, Kali Kuncir Nganjuk, Kali Gunting Mojoagung, dan Kali Nggogor Wonosalam dalam kondisi “sakit ringan”. Sedangkan yang masuk kategori “sakit” adalah Kali Klinter, Kertosono; Kali Brantas di Nggedeg, Mojokerto; Kali Surabaya di Desa Wringinanom; Kali Surabaya di Driyorejo; Kali Surabaya, Bambe; dan Kali Tengah. Sedangkan kali Gunungsari dikategorikan “sakit berat”.

Satu-satunya yang dinyatakan sehat adalah Kali Boro, Panglungan.

Prigi mengatakan dari hasil uji biotilik menunjukkan bahwa mulai segmen tengah di Klinter hingga Wringinanom menunjukkan kondisi air tercemar sedang, sedangkan kawasan hilir mengindikasikan tercemar sedang hingga berat.

“Sedangkan di daerah hulu di Wonosalam dan Kali Kuncir kondisnya menunjukkan keadaan sungai yang masih sehat,” dia menambahkan.

Koordinator pemantauan kualitas air Kali Brantas secara massal dengan indikator biotilik, Daru Setyo Rini, membenarkan kesimpulan Ecoton. Menurut dia, secara umum, saat ini, Kali Brantas dapat dikategorikan sedang sakit.

(c) http://www.shnews.co